TRIK MENGAJAR
CARA MEMBUAT SISWA TERTARIK DAN TERMOTIVASI BELAJAR
Mengajar
bukanlah sebuah perkara yang mudah, kita sering menjumpai banyak pengajar
kurang disukai siswanya karena berbagai faktor, salah satunya yakni
ketidakmampuan guru dalam menarik minat dan motivasi siswa belajar.
Agar
proses pembelajaran itu berjalan dengan baik maka guru harus memahamibagaimana cara untuk mengajar itu.
A.
Mengajar itu horisontal, bukan vertical
Sifat mengajar yang horisontal berarti kita sebagai tentor
menempatkan diri sama tinggi dengan siswa kita. Kita berbicara sebagai orang
yang lebih dahulu tahu, bukan lebih pintar. Kita mentransfer ilmu, bukan
memberi ilmu. Saya seringnya mengatakan seperti ini setelah perkenalan: “Saya
berdiri di depan anda sekalian bukan karena saya lebih pintar dari anda, namun
hanya karena saya mengenal ilmu ini lebih dahulu daripada anda.
Jadi guru jangan naïf, kadang murid
lebih pintar. Mungkin suatu saat diantara anda sekalian ada yang lebih
mengerti ilmu ini daripada saya. Saya berkeyakinan kuat akan hal ini.” Pernyataan
diatas sudah memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih santai dan lebih
menikmati kebersamaannya dengan anda. Jika kelas sudah santai dan dinikmati,
maka pelajaran mudah diberikan. Dalam memberikan pelajaran, anggaplah kita
sedang bercerita tentang pengalaman sehingga ilmu apapun itu tidak terkesan
menyeramkan.
B.
Mengajar itu memberikan motivasi
Dalam
mengajar, pastikan selalu memberikan motivasi kepada murid-murid kita. Motivasi
bisa dilakukan di seluruh waktu, namun ada waktu-waktu yang terbaik.
1.
Motivasi di Pertemuan
Pertama
Untuk ini saya menjiplak guru SD
saya dulu, namanya pak Jamari, beliau adalah guru IPA kelas 2. Saat pertemuan
pertama, beliau membawa sebuah gambar Thomas Alva Edison dan memajangnya di depan
kelas lalu bercerita tentang Thomas Alva Edison. Ketika saya naik kelas, saya
melihat guru saya itu melakukan hal yang serupa pada adik kelas saya. Ya,
setidaknya bagi anak-anak kelas 2 SD, kisah Edison itu inspiratif.
2.
Motivasi Pada Tengah Pelajaran
Saya terbiasa memberikan hadiah bagi
mereka yang dapat mengerjakan sesuatu yang saya tugaskan di tengah-tengah
pelajaran. Ini saya tiru dari seorang guru biologi SMP saya. Reward itu bisa
berupa makanan atau minuman dan terkadang alat tulis. Reward ini bisa
menyesuaikan dengan kebutuhan. Mungkin untuk guru sekolah bisa dengan
menjanjikan kebebasan pekerjaan rumah bagi yang dapat menjawab pertanyaan. Yah,
hal-hal semacam itulah, tergantung bagaimana kreatifitas dan keadaan.
3.
Motivasi di
Akhir Pelajaran
Untuk ini saya mencontoh dari
tayangan di TV yang menampilkan kilasan sebelum jeda iklan. Saya terbiasa
memberikan preview pelajaran selanjutnya pada bagian yang menarik
sebelum kelas berakhir. Hal ini membuat siswa kita menjadi semangat untuk
mengikuti kelas kita selanjutnya. Penasaran adalah senjata guru untuk membuat
kelasnya menjadi diminati oleh murid-muridnya.
Dan tak lupa, sebagai seorang guru
kita haruslah menjadi seseorang yang dapat menyakinkan murid kita bahwa mereka
hebat. Kita harus bisa menanamkan kepada mereka bahwa mereka pasti bisa
melakukan apa saja asalkan berusaha dengan baik. Hal ini dapat kita tempuh
dengan menghindari kalimat-kalimat yang menurunkan keyakinan terhadap diri
mereka sendiri. Saya sendiri berpendapat bahwa tidak ada orang bodoh, hanya
saja memiliki pemahaman yang berbeda.
C.
Mengajar itu memberikan contoh
Seorang
guru SMA saya pernah mengatakan bahwa “ajarkan apa yang kamu bisa, bukan apa
yang kamu tahu”. Maksudnya adalah apa yang kita ajarkan sebaiknya adalah
sesuatu yang kita mengerti dan bisa kita lakukan. Lakukan dengan memberikan
contoh. Ketika memberikan pelatihan, saya lebih banyak memberikan contoh dan
mempraktekkan langsung supaya siswa mengerti dan tidak hanya mengimajinasikan
dalam pikiran saja. Oleh karena itu sebagai guru kita harus paham konsep dari
suatu hal yang diajarkan. Pemahaman konsep akan membuat kita mudah memberikan
contoh apa saja dan memecahkan problematika yang mungkin dihadapi oleh para
siswa.
Hal-hal
diatas hanyalah sekelumit dari bagaimana mengajar yang baik. Selain dari
pengalaman mengajar, pengalaman saya duduk sebagai siswa dari kecil hingga
dewasa juga mempengaruhi kesimpulan tentang bagaimana seharusnya seorang guru
itu mengajar. Mungkin ada yang mau menambahkan?
Referensi
:
No comments:
Post a Comment