Belajar Matematika yang menyenangkan
Mata pelajaran matematika di
sekolah, senantiasa memiliki persepsi yang kurang baik. Minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika selalu dianggap rendah. Bahkan, matematika
dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang membosankan. Kecenderungan yang
muncul adalah, persepsi bahwa matematika itu tidak memiliki manfaat atau
kegunaan. Selain itu, penempatan jam pelajaran matematika juga menjadi salah
satu alasan kenapa siswa enggan untuk belajar matematika. Contoh, matematika
ditempatkan di akhir jam pelajaran, yang menjadikan siswa itu lebih fokus pada
keinginan untuk segera pulang. Atau matematika ditempatkan di tengah-tengah
pelajaran Bhs Inggris dan IPA. Pada saat yang sama ada PR Bhs Inggris dan di
jam terakhir ada ulangan IPA , maka matematika-pun jadi “korban” ke-pusingan
siswa yang kemudian diwujudkan dengan tidak mengikuti pelajaran matematika
dengan baik. Kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran matematika, juga dapat disebabkan oleh pola mengajar
gurunya. Misalkan guru dalam menyampaikan materinya kurang interaktif dengan
siswa dan cenderung bersifat killer atau sering menghukum siswanya apabila tidak dapat menjawab soal dengan benar, tentunya mengakibatkan siswa
menjadi takut dan akhirnya merasa enggan untuk belajar matematika. Dari permasalahan di atas, ada dua hal yang
menurut penulis menjadi faktor penyebab siswa tidak berminat pada matematika. Pertama, Guru kurang begitu
menarik dalam hal penyampaian materi dan Kedua, siswa tidak terlibat dalam
pembelajaran. Begitu banyak strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para
ahli. Mulai dari ceramah hingga role playing. Namun kenapa guru lebih sering
menggunakan metode ceramah. Dalam hal ini, faktor kreativitas seorang guru
memiliki peranan penting. Pembuatan media pembelajaran merupakan salah satu
bentuk kreativitas guru.Kemajuan IPTEK lebih memudahkan guru untuk menarik
minat siswa melalui penggunaan media pembelajaran. Ataupun dengan menggunakan
peralatan yang sederhana, dimana guru mencoba “me-nyata-kan” atau menggambarkan
materi pembelajaran agar itu lebih dirasakan oleh siswa. Yang pasti, penggunaan
media pembelajaran merupakan salah satu solusi untuk menarik minat belajar
siswa. Berdasarkan pengalaman penulis dan hasil penyebaran angket, siswa lebih
senang untuk belajar di ruang Multimedia daripada di ruang kelas. Pembelajaran
matematika akan menjadi menarik jika siswa merasakan terlibat langsung dalam
proses pembelajaran. Sebenarnya banyak materi matematika yang sangat dekat
dengan kehidupan siswa. Sehingga, siswa bisa menyadari bahwa matematika itu
sangat berguna bagi kehidupannya. Hal lain yang mendukung tertariknya siswa
terhadap pelajaran seorang guru adalah sikap dari guru itu sendiri terhadap
siswanya. Memberikan tugas pada siswa adalah suatu hal yang bagus. Dengan kata
lain, siswa diberikan kesempatan untuk belajar sendiri. Namun jika tugas itu
terlalu berlebihan, tentu akan mendapat respons yang kurang baik dari siswa.
Dalam hal ini, guru harus bisa mengatur kapan siswa itu harus mengerjakan
tugasnya sendiri dan kapan harus berkelompok. Selain itu, memberikan reward and
punishment atas hasil kerja siswa, memberikan image tersendiri bagi kita
sebagai seorang guru. Artinya, guru memberikan tugas kepada siswa tidak sebagai
formalitas, tetapi memang memiliki tujuan tersendiri.
No comments:
Post a Comment